Etika adalah cabang filsafat yang membahas konsep benar dan salah atau baik dan jahat. Etika juga bisa disebut filsafat moral. Moralitas biasanya berarti pendekatan etika yang lebih praktis, misalnya pertanyaan tentang benar dan salah dalam tindakan. Kata sifat “moral” dan “etis” dapat digunakan secara sinonim profesi. Etika terapan membahas masalah praktis sehari-hari. Ini biasanya normatif dan dengan demikian bertujuan untuk menemukan jawaban terbaik untuk pertanyaan seperti: “Apakah tindakan atau kebijakan ini benar atau salah?” Tentu saja, kehidupan sering kali begitu rumit sehingga jawaban sederhana tidak dapat diberikan. Kemudian etika yang diterapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk mengklarifikasi masalah dan untuk membantu pengambilan keputusan dan mempertanggungjawabkan keputusan ini bahkan jika tidak ada jawaban yang benar-benar tepat untuk ditemukan. etika profesi
Etika profesi memberi kita sarana untuk menyelesaikan masalah etika tertentu yang berkaitan dengan profesi tertentu, dalam hal ini kesehatan. Etika profesional biasanya disajikan sebagai pedoman dan aturan, tetapi dapat menjadi tuntutan untuk menerapkannya pada situasi yang kompleks, yang membutuhkan kepekaan terhadap keadaan dan individu yang bersangkutan. Dengan demikian, etika profesional tidak bisa hanya tentang mematuhi aturan, tetapi kesadaran konstan terhadap hak dan kebutuhan klien atau pasien, dan berpikir kritis dalam persimpangan etika, aturan, konvensi, dan kesulitan interaksi sosial.
Etika Pribadi: Empat Pendekatan Etis
Sejak saat-saat awal kesadaran manusia yang terekam, disiplin etika telah mencakup empat pendekatan fundamental, yang sering disebut kerangka kerja pengambilan keputusan etis: Etika Utilitarian (berbasis hasil), Etika Deontologis (berbasis tugas), Etika Kebajikan (berbasis kebajikan), dan Etika Komuniter (berdasarkan komunitas). Masing-masing memiliki titik tolak yang berbeda serta cara yang berbeda dalam melakukan tugas etis fundamental untuk mengangkat dan menjawab pertanyaan tentang nilai. Penting juga untuk dipahami bahwa keempat pendekatan tersebut memiliki tumpang tindih serta elemen yang sama, seperti:
Imparsialitas: membobotkan kepentingan secara setara
Rasionalitas: didukung oleh alasan yang akan diterima oleh orang yang rasional
Konsistensi: standar diterapkan serupa untuk kasus serupa
Reversibilitas: standar yang berlaku tidak peduli siapa yang “membuat” aturan
Ini dalam arti tertentu adalah aturan permainan etika, tidak peduli dengan sekolah atau pendekatan etika mana seseorang merasa paling dekat dengan identitas.